Satu persatu kemalasan mulai
muncul ketika engkau meninggalkan budaya untuk disiplin dan rajin. Ada pepatah
mengatakan panas satu tahun terhapus oleh hujan sehari. Tau apa maksudnya ?
Maksudnya adalah meruntuhkan kebaikan itu sangat sangat mudah ketimbang kita
membangunnya. Dunia sesungguhnya adalah surga bagi keburukan dan kejelekan, dan
penjara bagi kebaikan. Begitu mudah meruntuhkan kebiasaan baik yang sudah
dibangun berbulan bulan dengan beberapa hari melakukan kebiasaan buruk,
sementara itu begitu sulit membangun kebiasaan baik untuk meruntuhkan kebiasaan
buruk yang telah berlangsung lama. Kebiasaan buruk itu memiliki sifat laten,
artinya sewaktu waktu bisa saja bangkit dengan mudah. Nampaknya garis kehidupan
manusia memang dituntut untuk berjuang sepanjang hidupnya. Ya itulah mengapa
manusia diangkat sebagai khalifah, dan itu pula mengapa mahluk lemah ini begitu
mulia sampai sampai membuat mahluk yang dulunya begitu mulia menjadi mahluk
paling hina yakni iblis cemburu buta dengan kedudukan yang Allah berikan pada
adam. Adakah yang sanggup memilkul beban yang begitu berat ini ? setiap hari di
goda oleh Iblis dan tentaranya. Kemaksiatan yang terasa nikmat dihamparkan
setiap hari didepanya. Berat, sangat berat beban yang harus diemban oleh
manusia. Dan oleh karenanya, dia harus selalu dekat dengan Penciptanya.
Satu hal yang paling berat di
dunia ini adalah istiqomah. Sangat sulit, Rasul sendiripun menerangkan Al imanu
yazidu wa yanqush. Iman itu naik dan turun. Itu fitrah, itu alamiah. Tidak
terasa sudah satu tahun berlalu sejak aku berniat untuk merubah sikapku yang
dulu begitu payah untuk lebih rajin, lebih istiqamah dan lain sebagainya. Pada
akhirnyapun sama, tetap saja seperti ini. Aku menemukan banyak kekosongan dalam
hidupku, visi yang meredup. Mimpi yang terlalu panjang gapnya. Entah mengapa
aku menjadi manusia yang begitu payah. Manusia paling payah menurutku. Dulu aku
punya banyak mimpi besar, punya banyak hal besar. Tapi lagi lagi karam. Ini
hanya coretan. Aku membiarkan semua kata dalam pikiranku mengalir begitu saja
tanpa peduli dengan indahnya atau sistematikanya. Who cares about that. Dan
lagi lagi disini aku harus kembali membangun mimpi yang terurai tersebut. Aku
tidak tahu dilangit mana rezekiku akan diturunkan oleh Allah. Aku tidak tahu,
benar benar tidak tahu. Sampai saat ini aku masih menjadi orang biasa yang
biasa biasa saja. Padahal aku punya
banyak mimpi besar, dan kau tahu, engkau telah mendapatkan beasiswa baktinusa.
Itu adalah beasiswa zakat. Para pengelola menginginkan agar engkau kelak akan
menjadi tokoh yang berguna buat bangsa dan agama. Lalu disini, siapa aku ? aku
masih biasa saja. Belum menjadi siapa siapa. Waktuku tidak banyak, sangat tidak
banyak. Aku malu jika aku tidak bisa memenuhi amanah tersebut. Dan kini, aku harus kembali menorehkan
rajutan mimpi tersebut. Untuk meraih cita tertinggi. Menjadi manfaat untuk
semesta alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar