Sabtu, 02 April 2016

10 Januari 2016



Satu persatu kemalasan mulai muncul ketika engkau meninggalkan budaya untuk disiplin dan rajin. Ada pepatah mengatakan panas satu tahun terhapus oleh hujan sehari. Tau apa maksudnya ? Maksudnya adalah meruntuhkan kebaikan itu sangat sangat mudah ketimbang kita membangunnya. Dunia sesungguhnya adalah surga bagi keburukan dan kejelekan, dan penjara bagi kebaikan. Begitu mudah meruntuhkan kebiasaan baik yang sudah dibangun berbulan bulan dengan beberapa hari melakukan kebiasaan buruk, sementara itu begitu sulit membangun kebiasaan baik untuk meruntuhkan kebiasaan buruk yang telah berlangsung lama. Kebiasaan buruk itu memiliki sifat laten, artinya sewaktu waktu bisa saja bangkit dengan mudah. Nampaknya garis kehidupan manusia memang dituntut untuk berjuang sepanjang hidupnya. Ya itulah mengapa manusia diangkat sebagai khalifah, dan itu pula mengapa mahluk lemah ini begitu mulia sampai sampai membuat mahluk yang dulunya begitu mulia menjadi mahluk paling hina yakni iblis cemburu buta dengan kedudukan yang Allah berikan pada adam. Adakah yang sanggup memilkul beban yang begitu berat ini ? setiap hari di goda oleh Iblis dan tentaranya. Kemaksiatan yang terasa nikmat dihamparkan setiap hari didepanya. Berat, sangat berat beban yang harus diemban oleh manusia. Dan oleh karenanya, dia harus selalu dekat dengan Penciptanya.

Satu hal yang paling berat di dunia ini adalah istiqomah. Sangat sulit, Rasul sendiripun menerangkan Al imanu yazidu wa yanqush. Iman itu naik dan turun. Itu fitrah, itu alamiah. Tidak terasa sudah satu tahun berlalu sejak aku berniat untuk merubah sikapku yang dulu begitu payah untuk lebih rajin, lebih istiqamah dan lain sebagainya. Pada akhirnyapun sama, tetap saja seperti ini. Aku menemukan banyak kekosongan dalam hidupku, visi yang meredup. Mimpi yang terlalu panjang gapnya. Entah mengapa aku menjadi manusia yang begitu payah. Manusia paling payah menurutku. Dulu aku punya banyak mimpi besar, punya banyak hal besar. Tapi lagi lagi karam. Ini hanya coretan. Aku membiarkan semua kata dalam pikiranku mengalir begitu saja tanpa peduli dengan indahnya atau sistematikanya. Who cares about that. Dan lagi lagi disini aku harus kembali membangun mimpi yang terurai tersebut. Aku tidak tahu dilangit mana rezekiku akan diturunkan oleh Allah. Aku tidak tahu, benar benar tidak tahu. Sampai saat ini aku masih menjadi orang biasa yang biasa biasa saja. Padahal  aku punya banyak mimpi besar, dan kau tahu, engkau telah mendapatkan beasiswa baktinusa. Itu adalah beasiswa zakat. Para pengelola menginginkan agar engkau kelak akan menjadi tokoh yang berguna buat bangsa dan agama. Lalu disini, siapa aku ? aku masih biasa saja. Belum menjadi siapa siapa. Waktuku tidak banyak, sangat tidak banyak. Aku malu jika aku tidak bisa memenuhi amanah tersebut.  Dan kini, aku harus kembali menorehkan rajutan mimpi tersebut. Untuk meraih cita tertinggi. Menjadi manfaat untuk semesta  alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar