Setiap respon fisik dari tubuh kita tidak
pernah terlepas dari peran saraf disana. Saraflah yang memperantarai
tergeraknya otot, sehingga kita bisa melakukan berbagai aktivitas dengan baik. Karena
peran saraf pula kita bisa
merasakan nyeri, kepanasan, kedinginan,
berdebar-debar, eurofia, ketenangan, dll. Dalam terminologi kedokteran, kita
mengenal istilah threshold ketika
belajar tentang konduksi saraf. Yap, threshold didefinisikan sebagai potensial
minimum pada membran neuron (sel saraf) untuk dapat membentuk potensial aksi .
Untuk sukses menjalankan tugasnya, saraf harus bisa menghasilkan potensial
aksi. Potensial aksi inilah yang nantinya membuat jari-jari tangan bisa
mengetik, kaki terangkat ketika menginjak paku, jantung berdebar-debar menunggu
hasil ujian, atau mata berkedip ketika ada debu. Potensial aksi (disebut juga
impuls) ketika sudah terbentuk maka akan memicu hantaran saraf. Seketika impuls
akan menjalar dengan sangat cepat menuju sel target (bisa sel saraf yang lain,
otot, kelenjar, dsb), sehingga terbentuklah respon. Namun sebelum potensial
aksi ini muncul, stimulus harus mampu melampaui thershold sel saraf. Sebuah stimulus akan membuat kanal
ion terbuka (saluran untuk masuk ion-ion seperti Na+, K+, Cl-) dan mempengaruhi
potensial membran sel saraf. Ketika potensial membran ini melebihi
thresholdnya, maka seketika itu potensial aksi akan terbentuk. Akan tetapi,
selama potensial membran tidak pernah melebihi thersholdnya, maka selama itu
tidak akan terbentuk potensial aksi dan dampaknya adalah tidak ada respon
apapun dari tubuh alias nihil.
Jika boleh
menyebutnya, maka banyak elemen dalam kehidupan ini memakai kaidah threshold
dan potensial aksi. Secara normal, hasil-hasil yang nampak dalam setiap
peristiwa kehidupan akan selalu tertaut aturan yang biasa kita sebut sebagai
akumulasi, dan akumulasilah yang menjiwai kaidah threshold dan potensial aksi.
Akumulasi perbendaharaan kata-kata menghasilkan manusia bisa berbicara,
akumulasi pengetahuan tentang penglihatan menghasilkan manusia bisa menganalisa
dengan baik tentang apa-apa yang dilihatnya. Hampir-hampir tidak ada peristiwa
instan dalam kehidupan dunia ini melainkan semua pasti ada prosesnya. Bahkan
Allah telah menetapkan bumi diciptakanya dalam enam masa. Menurut teorema bigbang,
alam semestapun tercipta dari satu massa yang sangat-sangat padat dan terus menerus
memadat hingga akhirnya meledak. Ada akumulasi, ada threshold, dan ada
potensial aksi disana. Itulah kaidahnya.
Orang-orang
sukses, orang-orang jenius, pastilah mereka pernah melalui masa-masa perjuangan
yang menguras energi untuk mencapai “threshold’ mereka. Boleh jadi jalannya
panjang dan berliku, namun manakala threshold tercapai, ‘boom’, tiba-tiba semua
jalan yang tadinya sulit terbuka dengan
sendirinya dan terus melesat. Disaat itu, seseorang sudah memperoleh “potensial
aksinya”. Jack Ma, salah seorang pengusaha sukses abad ini mengisahkan, ketika
awal berdiri, Alibaba Express tidak mendapatkan keuntungan sepeserpun selama 3
tahun bekerja. Sama sekali tidak ada. Namun mereka terus melakukan pelayanan
dengan integritas yang sangat baik. Dan tiba-tiba
setelah periode itu terlewati, Alibaba Express melejit jauh tak terbendung. Ternyata
threshold Alibaba Express adalah perjuangan selama lebih dari 3 tahun tanpa
menghasilkan keuntungan. Dan barulah setelah periode itu terlewati, “potensial
aksi” nya muncul.
Saya yakin kita
semua pernah mengalami yang demikian. Ada yang
sudah mendapatkan potensial aksinya, namun ada pula yang masih berjuang
dalam masa thresholdnya. Tidak mengapa. Asalkan proses akumulasi tidak
terhenti. Terus berjuang, terus berusaha. Meskipun demikian, kita sebagai umat
muslim tidak boleh menganggap “potensial aksi” yang kita hasilkan semata-mata karena
usaha kita saja dalam menjalani periode “threshold”. Tidak boleh mengatakan
harta yang diperoleh itu karena kekayaan atau kepintaran kita saja, atau klo bahasa
sekarang karena usaha kita saja, karena law of attraction. Tidak boleh
demikian. Sekali lagi, karena ini di dunia, ada proses yang harus dijalani, ada
proses akumulasi, threshold, dan potensial aksi. Semua memiliki garis takdirnya
sendiri-sendiri. Kita dituntut untuk bersabar, berikhtiar, dan bertawakkal
kepada Allah SWT. Hanya dengan proses itu, proses yang membuat seorang manusia
mulia dibanding mahluk lainya. End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar