Selasa, 26 Januari 2016

Bunga Rampai : Threshold-Potensial Aksi, salah satu kaidah dasar keberhasilan



 Setiap respon fisik dari tubuh kita tidak pernah terlepas dari peran saraf disana. Saraflah yang memperantarai tergeraknya otot, sehingga kita bisa melakukan berbagai aktivitas dengan baik. Karena peran saraf pula  kita bisa merasakan  nyeri, kepanasan, kedinginan, berdebar-debar, eurofia, ketenangan, dll. Dalam terminologi kedokteran, kita mengenal istilah threshold  ketika belajar tentang konduksi saraf. Yap, threshold didefinisikan sebagai potensial minimum pada membran neuron (sel saraf) untuk dapat membentuk potensial aksi . Untuk sukses menjalankan tugasnya, saraf harus bisa menghasilkan potensial aksi. Potensial aksi inilah yang nantinya membuat jari-jari tangan bisa mengetik, kaki terangkat ketika menginjak paku, jantung berdebar-debar menunggu hasil ujian, atau mata berkedip ketika ada debu. Potensial aksi (disebut juga impuls) ketika sudah terbentuk maka akan memicu hantaran saraf. Seketika impuls akan menjalar dengan sangat cepat menuju sel target (bisa sel saraf yang lain, otot, kelenjar, dsb), sehingga terbentuklah respon. Namun sebelum potensial aksi ini muncul, stimulus harus mampu melampaui thershold  sel saraf. Sebuah stimulus akan membuat kanal ion terbuka (saluran untuk masuk ion-ion seperti Na+, K+, Cl-) dan mempengaruhi potensial membran sel saraf. Ketika potensial membran ini melebihi thresholdnya, maka seketika itu potensial aksi akan terbentuk. Akan tetapi, selama potensial membran tidak pernah melebihi thersholdnya, maka selama itu tidak akan terbentuk potensial aksi dan dampaknya adalah tidak ada respon apapun dari tubuh alias nihil.
Jika boleh menyebutnya, maka banyak elemen dalam kehidupan ini memakai kaidah threshold dan potensial aksi. Secara normal, hasil-hasil yang nampak dalam setiap peristiwa kehidupan akan selalu tertaut aturan yang biasa kita sebut sebagai akumulasi, dan akumulasilah yang menjiwai kaidah threshold dan potensial aksi. Akumulasi perbendaharaan kata-kata menghasilkan manusia bisa berbicara, akumulasi pengetahuan tentang penglihatan menghasilkan manusia bisa menganalisa dengan baik tentang apa-apa yang dilihatnya. Hampir-hampir tidak ada peristiwa instan dalam kehidupan dunia ini melainkan semua pasti ada prosesnya. Bahkan Allah telah menetapkan bumi diciptakanya dalam enam masa. Menurut teorema bigbang, alam semestapun tercipta dari satu massa yang sangat-sangat padat dan terus menerus memadat hingga akhirnya meledak. Ada akumulasi, ada threshold, dan ada potensial aksi disana. Itulah kaidahnya.
Orang-orang sukses, orang-orang jenius, pastilah mereka pernah melalui masa-masa perjuangan yang menguras energi untuk mencapai “threshold’ mereka. Boleh jadi jalannya panjang dan berliku, namun manakala threshold tercapai, ‘boom’, tiba-tiba semua jalan yang  tadinya sulit terbuka dengan sendirinya dan terus melesat. Disaat itu, seseorang sudah memperoleh “potensial aksinya”. Jack Ma, salah seorang pengusaha sukses abad ini mengisahkan, ketika awal berdiri, Alibaba Express tidak mendapatkan keuntungan sepeserpun selama 3 tahun bekerja. Sama sekali tidak ada. Namun mereka terus melakukan pelayanan dengan integritas yang  sangat baik. Dan tiba-tiba setelah periode itu terlewati, Alibaba Express melejit jauh tak terbendung. Ternyata threshold Alibaba Express adalah perjuangan selama lebih dari 3 tahun tanpa menghasilkan keuntungan. Dan barulah setelah periode itu terlewati, “potensial aksi” nya muncul.
Saya yakin kita semua pernah mengalami yang demikian. Ada yang  sudah mendapatkan potensial aksinya, namun ada pula yang masih berjuang dalam masa thresholdnya. Tidak mengapa. Asalkan proses akumulasi tidak terhenti. Terus berjuang, terus berusaha. Meskipun demikian, kita sebagai umat muslim tidak boleh menganggap “potensial aksi” yang kita hasilkan semata-mata karena usaha kita saja dalam menjalani periode “threshold”. Tidak boleh mengatakan harta yang diperoleh itu karena kekayaan atau kepintaran kita saja, atau klo bahasa sekarang karena usaha kita saja, karena law of attraction. Tidak boleh demikian. Sekali lagi, karena ini di dunia, ada proses yang harus dijalani, ada proses akumulasi, threshold, dan potensial aksi. Semua memiliki garis takdirnya sendiri-sendiri. Kita dituntut untuk bersabar, berikhtiar, dan bertawakkal kepada Allah SWT. Hanya dengan proses itu, proses yang membuat seorang manusia mulia dibanding mahluk lainya.  End


Tidak ada komentar:

Posting Komentar